Kamis, 09 Desember 2010

Tugas Makalah Pengantar Bisnis "ICE CREAM BALTIC"

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap yang tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional perlu ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta penyuluhan dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan menengah.
Dan kini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang memadai untuk berbagai kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan, tempat berusaha bimbingan teknologi cepat, dsb. Olehkarena itu, kini para masyarakat hanya saja perlu pengembangan usahanya, bagaimana cara pengelolaan barang-barang yang akan dibuat menjadi produk jual dan produknya itu dapat menarik hati konsumen.



BAB II
TEORI KEWIRAUSAHAAN

2.1 Pengertian Kewirausahaan
Istilah entrepreneur pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Jean Baptista Say (1816): Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
Frank Knight (1921): Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
Joseph Schumpeter (1934): Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Penrose (1963): Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Harvey Leibenstein (1968, 1979): Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979): Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.
2.2 Teori Kewirausahaan
Fenomena yang akan dijelaskan disini adalah kehadiran entrepreneurship yang mempunyai kontribusi besar dalam pengembangan ekonomi. Teori tersebut terdiri dari konsep dan konstruk, nah lho apa ya beda kedua istilah tersebut? :). Teori adalah “sekumpulan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang saling berhubungan” yang menunjukkan pandangan sistematis terhadap sebuah fenomena dengan merinci hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan memprediksi fenomena. Mari kita lihat beberapa teori yang menjelaskan dan memprediksi fenomena mengenai kewirausahaan.
Neo Klasik, teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilag teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Hmmm, jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang kontribusinya relatif kecil terhadap perusahaanJadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Kata Grebel dkk, “There is no space for an entrepreneur in neoclassical theory”Tapi sebagai titik awal masih bermanfaat juga kok. Kan konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo Klasik masih mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu. Dan individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur, yang akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya.
Schumpeter’s entrepreneur, kajian schumpeter lebih banyak dipengaruhi oleh kajian kritisnya terhadap teori keseimbangan (equilibrium theory) Walras. Menurut beliau, untuk mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan “cara yang sama” sampai mencapai keseimbangan. Jadi kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang menurut Schumpeter disebut “situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan. Hmmm agak jelimet juga nih. Saya mencoba membuat interpretasi lain terhadap pernyataan teoritis tersebut, “Orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang tidak akan membawa perubahan“. Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap dinamika di balik perubahan ekonomi yang diamatinya secara empiris. Singkat cerita, akhirnya beliau menemukan unsur eksplanatory-nya yang disebut “inovasi“. Dan aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang inovatif yang akan membuat perubahan. begitulah “warisan” dari Om Schumpeter hehehe.
Austrian School, Mengutip Adaman dan Devine (2000), masalah ekonomi mencakup mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para entrepreneur yang bersiang. Hmmmmmm…… tambah bingung nih. Ada dua konsep utama disini yaitu pengetahuan tersembunyi (orang lain belum tahu) yang dikaji oleh Hayek dan kewirausahaan oleh Mises. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi melalui tindakan entrepreneural. Dan seorang entrepreneur akan mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan. jadi artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan (atau informasi) baru (dimana orang banyak belum mengetahuinya). Dan pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Berbeda tipis dengan schumpeter dengan konsep inovasinya. Kan dengan inovasi juga kita bisa mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.
Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses perubahan yang berkelanjutan. Dan proses inilah yang merupakan titik awal dari pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan. Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut kadang mengalami sukses dan. Namun seorang entrepreneur selalu berusaha memperbaiki kesalahannya.
Kirzerian Entrepreneur, Kirzer memakai pandangannya Misesian tentang “human action” dalam menganalisis peranan entrepreneural. Singkat kata, unsur entrepreneur dalam pengambilan keputusan manusia dikemukan oleh Kirzer beliau ini pasti setuju deh dengan jargon “the man behind the gun” Menurut beliau, “knowing where to look knowledge”. Dan dengan memanfaatkan pengetahuan yang superior inilah seorang entrepreneur bisa menghasilkan keuntungan. Petuah lain dari beliau adalah “This insight is simply that for any entrepreneurial discovery creativity is never enough: it is necessary to recognize one’s own creativity“.



BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 SEJARAH BERDIRINYA ICE CREAM BALTIC
Ice cream Baltic berdiri sebelum Indonesia merdeka,tepatnya pada tahun 1939.didirikan oleh seseorang tiong hoa yang bernama mulya santoso.pada awal berdirinya ice cream Baltic ini tidak langsung mengkhususkan diri untuk menjual ice cream.sang pendiri bapak mulya santoso awalnya membuat sebuah restoran yang mebjual berbagai jenis makanan,lalu dengan seiringnya waktu bapak mulya santoso mulai mendapatkan ide untuk menjual ice cream sebagai usaha.
Pertama kali di dirikan ice cream ini berlokasi di Jl.kramat raya lalu berkembang mempunyai dua cabang yaitu di daerah radio dalam,kedoya – Jakarta selatan dan di kranggan – bekasi.

Nama Baltic sendiri didapat dari ide sang pendiri.logo ice cream Baltic yang bergambar beruang menggambarkan rasa sejuk atau cool.awal pertama kali berjualan bapak mulya santoso memproduksi ice cream dalam bentuk stik.rasa buah-buahhan yang dirasa sangat akrab dengan lidah masyarakat Indonesia pun dipilih sebagai rasa utama dalam ice cream Baltic ini.
3.2 CARA DISTRIBUSI DAN PRODUK
Ice cream Baltic pada saat ini kurang lebih mempunya 10 varian rasa diantaranya kacang merah,coklat,strawberry,alpukat,durian,kopyor,ketan hitam,peppermint, kacang hijau.dalam perkembanggan usahanya bapak mulya santoso mulai mendapat inovasi untuk memperkaya varian rasa ice cream Baltic ini.inovasi ini diantaranya dengan menambahkan lapisan coklat pada ice cream stik.selain itu bapak mulya santoso mulai mengembangkan bentuk dari ice cream ini yaitu dengan membuat ice cream yang berbentuk cup,dan mulai membuat ice cream tart dan es puter yang biasa dipesan oleh konsumen yang mempunyai kebutuhan khusus.dengan kata lain ice cream Baltic berusaha memenuhi segala kebutuhan konsumen akan bentuk ice cream.
Bahan baku yang dipakai oleh ice cream ini pun dinilai sangat sehat dan cocok untuk berbagai usia karena mereka sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet dalam campuran ice cream.ice cream ini pun tidak menggunakan air karena mereka menggunakan susu murni yang diambil dari koperasi-koperasi susu yang ada di wilayah jawa barat.hal ini menyebabkan ice cream ini mudah lumer.buah-buahhan yang digunakan pun buah-buahhan segar yang diambil dari produk local yang ada di Indonesia.cita rasa ice cream yang sangat unik ini membuat para pelanggannya tetap setia mengkonsumsi ice cream ini,dan inilah kunci dari kesuksessan ice cream ini.
Dilihat dari segi harga,ice cream Baltic mempunyai harga yang sangat terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat.kisaran harga dari ice cream ini berkisar antara 3100-3600 rupiah untuk ice cream stik dan 4000 rupiah untuk ice cream cup.sedangkan untuk ice tart dan es puter gallon,harganya disesuaikan dengan permintaan dan ukuran yang diingginkan oleh konsumen.
Pemasaran ice cream Baltic ini dilakukan dengan cara telemarketing yaitu dengan menelpon pelanggan-pelanggan setia dan menawarkan ice cream Baltic.selain itu pelanggan baru didapat dengan cara promosi ke sekolah,kantor dan mall,dan komplek perumahan.biasanya ice cream Baltic memberikan sample untuk dijadikan bahan tester bagi calon konsumen.
Ice cream Baltic juga memanjakan para konsumen dengan layanan pesan antar yang dilakukan oleh para kurir.salah satu keistimewaan ice cream ini adalah tidak adanya penggunaan bahan pengawet.mereka hanya menggunakan biang es (dry ice) pada saat menggantar ice cream.Dua cabang yang ada pun memudahkan para konsumen yang inggin membeli langsung ice cream ini.
Kendala yang terkadang dialami oleh ice cream ini adalah cuaca.cuaca menjadi salah satu factor penghambat dalam pengiriman bahan baku dan pengiriman ice cream untuk konsumen.menjadi kendala dalam pengiriman bahan baku mengakibatkan kegagalan produksi,karena ice cream ini tidak menggunakan bahan pengawet makan semua bahan baku harus tiba di tempatr produksi tepat pada waktunya.dan cuaca juga berpengaruh dalam pengiriman barang ke konsumen karena pada saat pengiriman ice cream baltik menggunakan kendaraan roda dua sebagai alat transportasi kurir.
3.3 PERKEMBANGAN USAHA DAN KARYAWAN
Pada saat pertama kali berdiri,ice cream Baltic berbentuk perusahaan perseorangan yang berdiri tanpa badan hukum.namun dengan seiring berjalannya waktu dan kemajuan usaha yang didapatkan maka perusahaan perseoranggan ini berubah menjadi perseroan terbatas dengan nama PT.Balticindo Jaya Food.
Kesuksesan usaha yang dicapai juga berakibat pada pertambahan karyawan.pada awal dibukanya,ice cream ini hanya terdiri dari keluarga bapak mulya santoso lalu berkembang hingga sekarang,ice cream Baltic memiliki 100 orang karyawan yang terbagi 40 orang di kantor cabang utama di Jl.kramat raya dan sisanya terbagi di cabang-cabang lainnya.
Saat ini ice cream Baltic sudah berpindah tangan ke generasi kedua dari bapak mulya santoso yaitu ke anaknya yang bernama mulya setiawan .sistem perusahaan yang bersifat kekeluargaan inilah yang membuat karyawan ice cream Baltic lebih solid dan membuat perusahaan keluarga ini terus berkembang karena mereka berpendapat kalau mereka adalah sebuah keluarga besar.
Selain dalam bidang karyawan,ice cream ini berkembang pula dalam bidang profit atau pendapatan.dalam sehari ice cream Baltic dapat meraup keuntungan sebesar 10 juta rupiah dengan penjualan 10-12 ribu produk perharinya.
Dengan pelayanan prima yang diberikan oleh para karyawan,cita rasa yang tetap sama sejak dulu dan dengan harga yang terjangkau semua ini menjadi kunci keberhasilan dari ice cream Baltic.dan hal ini pula yang membuat ice cream ini teru bertahan sejak tahun 1939 hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar